Jumat, 16 Agustus 2013

Filled Under:

Beberapa minggu ini terbersit keinginan yang kuat untuk menghafal Qur’an. Target puncak sih 30 juz, tapi kalau pun itu gak kesampean masih tetap bisa berbahagia, setidaknya bisa hafal beberapa juz. Gak cuma 1 juz doank, juz ‘Amma pula!
Mm… masalahnya, kalo punya keinginan yang seperti ini tapi tidak punya azzam yang kuat, agak susah juga. Mungkin cuma bisa bertahan beberapa bula aja. Atau bisa jadi hanya keinginan semata tanpa usaha nyata. Wah, semoga gak begitu ya. Pengen tahfidz qur’an tapi gak punya temen tahfidz, gimana? Lebih sulit ya sepertinya untuk menjaga semangatnya. Kalo tahfidz di pesantren sih lebih enak. Walaupun rada kepaksa, tapi tetep bisa gol, hafal. Tapi kalo perseorangan, yang sulitnya itu dalam disiplin diri. Kalo lagi males ngafal, eh malah diturutin aja malesnya, dan ga kena konsekwensi hukuman juga dari diri sendiri. Mana yang nyemangatinnya juga lagi males. Kan yang nyemangetin hati kecil sendiri…Huwaaa… bubar deh.. -_-”
Tadi sempet googling sebentar cari-cari tips yang asik buat menghafal qur’an. Ternyata untuk bisa menghafal qur’an itu benar-benar diperlukan persiapan yang matang. Mataaaaanggg baget! Sampe hati, fikiran, niat pun harus benar-benar lurus.
Ada beberapa fase dalam menghafal al-Quran.
Pertama, fase pra hafalan (taaruf). Kita harus mengenal objek yang akan kita hafal. Harus tau dulu manfaat menghafal qur’an, lalu diluruskan niatnya, apakah menghafal qur’an untuk lulus ujian saja ataukah karena ingin mendapatkan keutamaannya.
Ini salah satu persiapan sebelum menghafal:
1. Mempunyai azam dan minat untuk menghafal
2. Memilih waktu yang sesuai untuk menghafal
3. Memilih tempat yang sesuai untuk menghafal
4. Berada dalam keadaan tenang
5. Tenangkan pikiran sebelum menghafal
6. Pilih sebuah jenis mushaf dan jangan ubah dengan jenis mushaf lain
7. Beristighfar, membaca selawat dan doa sebelum mulai menghafal
Dan yang paling penting untuk diketahui, ayau qur’an itu mudah diingat dan mudah pula untuk terlupa. “Dan sungguh telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” (Al-Qamar: 17). Rasulullah SAW menjelaskan :, “Selalulah bersama Al Quran, demi jiwa Muhammad yang berada ditangan-Nya, sesungguhnya Al Quran itu lebih cepat hilangnya daripada tali onta dalam ikatannya” ( HR. Mutafaq ‘alaihi )
Kedua, fase hafalan (tahfidz). Masuk dalam persoalan teknis, yakni trik menghafal. Ada banyak cara untuk menghafal, dan itu silahkan disesuaikan dengan kenyamanan dan kesesuaian rasa oleh si penghafalnya. Karena dalam menghafal ini sangat bergantung pada kondis si penghafal. Diantara pilihan cara menghafal, adalah sebagai berikut:
1. Membaca pelan dan mecoba memahami maknanya.
2. Dilakukan setelah sholat subuh, karena pada saat itulah pikiran kita masih jernih dan fresh.
3. Menghafal secara jumlatan fa jumlatan (kalimat per kalimat) bukan ayat per ayat.
4. Temukan keserasian dalam ayat-ayat setelahnya. Sangat sering terjadi, ayat al-Quran ini memiliki satu tema setiap separuh halaman.
5. Dianjurkan minimal menghafal satu halaman, atau lebih baik lagi dua halaman setiap harinya. Agar nanti yang tergambar di ingatan kita adalah seperti membuka al-Quran, satu di sisi kanan dan satu lagi di sisi kiri.
6. Lebih dan sangat dianjurkan untuk menyetorkan hafalan yang baru kita hafal, pada orang yang sudah hafal lebih dari kita. Bukan saja karena menjaga agar apa yang kita hafal ini sudah benar kata per katanya, akan tetapi juga sangat bermanfaat sebagai latihan dalam hafalan kita.
Ada juga metode lainnya….
Sistem Fardhi (Perseorangan)
Ikuti langkah ini dengan tartib (urut):
1. Tenang dan tersenyumlah, jangan tegang.
2. Bacalah ayat yang akan dihafal hingga terbayang dengan jelas kedalam pikiran dan hati.
3. Hafalkan ayat tersebut dengan menghafalkan bentuk tulisan huruf-huruf dan tempat-tempatnya.
4. Setelah itu pejamkan kedua mata dan,
5. Bacalah dengan suara pelan lagi konsentrasi (posisi mata tetap terpejam dan santai).
6. Kemudian baca ayat tersebut dengan suara keras (posisimata tetap terpejam dan jangan tergesa-gesa).
7. Ulangi sampai 3x atau sampai benar-benar hafal.
8. Beri tanda pada kalimat yang dianggap sulit dan bermasalah (garis bawah/distabilo).
9. Jangan pindah kepada hafalan baru sebelum hafalan lama sudah menjadi kuat.
Setelah anda hafal ayat pertama dan kedua jangan pindah kepada ayat ketiga akan tetapi harus digabungkan terlebih dahulu antara keduanya dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Bacalah ayat pertama dan kedua sekaligus dengan suara pelan lagi konsentrasi.
2. Kemudian bacalah keduanya dengan suara keras lagi konsentrasi dan tenang.
3. Ulangi kedua ayat tersebut minimal 3x sehingga hafalan benar-benar kuat.
Begitulah seterusnya, pada tiap-iap dua tambahan ayat baru harus digabungkan dengan ayat sebelumnya sehingga terjadi kesinambungan hafalan.
4. Mengulang dari ayat belakang ke depan. Dan dari depan ke belakang.
5. Semuanya dibaca dengan suara hati terlebih dahulu kemudian dengan suara keras (mata dalam keadaan tertutup).
6. Begitu seterusnya. Setiap mendapatkan hafalan baru, harus digabungkan dengan ayat/halaman/juz sebelumya.
Sistem Jama’i (Bersama-sama)
Sistem ini menggunakan metode baca bersama, yaitu dua/tiga orang (partnernya) membaca hafalan bersama-sama secara jahri (keras) dengan:
a. Bersama-sama baca keras.
b. Bergantian membaca ayat dengan jahri. Keika partnernya membaca jahr dia harus membaca khafi (pelan) begitulah seterusnya dengan gantian.Sistem ini dalam satu majlis diikuti oleh maksimal 12 peserta, dan minimal 2 peserta. Settingannya sebagai berikut:
Keistimewaan sistem jama’i:
1. Cepat menguasai bacaan al-qur’an dengan benar.
2. Menghilangkan perasaan grogi dan tidak PD ketika baca al-qur’an didepan orang lain.
3. Melatih diri agar tidak gampang tergesa-gesa dalam membaca.
4. Mengurangi beban berat menghafal al-qur’an.
5. Melatih untuk menjadi guru dan murid yang baik.
6. Menguatkan hafalan lama dan baru.
7. Semangat muroja’ah dan menambah hafalan baru.
8. Meringankan beban ustad.
9. Kesibukannya selalu termotivasi dengan al-qur’an.
10. Mampu berda’wah dengan hikmah wa al-mau’idhah al-hasanah.
11. Siap untuk dites dengan sistem acakan.
12. Siap menjadi hamba-hamba Allah yang berlomba menuju kebaikan.
Ketiga, fase menjaga hafalan (murojaah).
Perlu diketahui dan diingat, fase murojaah ini adalah yang sangat-sangat penting dan paling penting di antara dua fase di atas. Sama seperti menghafal, dalam murojaah pun ada yang namanya tadarruj. Yakni bertahap pula dalam melakukannya.
1. Murojaah sebelum membuat hafalan baru. Yang perlu kita ulang hafalannya sebelum membuat hafalan baru adalah hafalan seperempat juz (5 halaman) sebelum hafalan baru kita. Jadi, jangan menambah hafalan baru bila seperempat juz sebelumnya masih berantakan hafalannya.
2. Murojaah hafalan baru. Setelah paginya kita menghafal, maka berikan waktu khusus buat mengulang hafalan baru kita itu. Paling enak adalah ketika sholat dhuha. Semakin sering diulang dalam sholat, semakin baik.
- Murojaah per seperempat juz (5 halaman). Murojaah ini dilakukan setiap hari, dan berkelanjutan esok harinya. Lebih baik disetorkan juga murojaah yang ini. Sifatnya seperti hafalan baru, harus bener-bener mantap ketika disetorkan.
- Murojaah per 1 juz. Sama seperti murojaah seperempat juz, murojaah ini juga lebih baik disetorkan. Akan tetapi gak menutup kemungkinan untuk dibaca sendiri.
- Murojaah per 5 juz. Kalau bisa, hal ini disetorkan juga. Akan tetapi, kecuali di pondok tahfidz, mungkin agak jarang yang mau nerima setoran 5 juz.
Metode-metode di atas tidak mutlak sifatnya. Namun, secara pengalaman metode-metode di atas cukup membantu dalam proses menghafal al-Quran. Selanjutnya, mungkin ada beberapa tips tambahan di bawah ini yang bisa dijadikan masukan buat temen-temen:
1. Akan lebih cepat dan mudah bila kita menghafal sambil mengetahui artinya. Bisa lewat terjemah al-Quran, atau bahkan dengan tafsirnya sekalian.
2. Setelah tahu artinya, perlu diketahui bahwa al-Quran itu berbentuk setengah prosa (cerita) dan setengah puisi (berima). Dengan prosanya, akan membuat kita lebih mudah untuk mengaitkan antara satu ayat dengan ayat lainnya lewat siyaq atau jalan cerita atau tema khusus.
3. Mengatur waktu dalam satu hari sebaik mungkin. Minimal ada dua hal penting yang perlu diperhatikan, yang pertama murojaah, yang kedua bikin hafalan baru.
Cara-cara untuk menjaga hafalan:
1. Jauhi maksiat mata, maksiat telinga dan maksiat hati
2. Banyak berdoa, terutama waktu mustajab doa seperti ketika berbuka puasa, ketika dalam perjalanan, selepas azan dan lain-lain lagi
3. Menetapkan kadar bacaan setiap hari, contohnya, selembar, setengah juz, 1 juz dan sebagainya
4. Membaca pada waktu pagi dan mengulangnya pada waktu malam
5. Jangan membaca ketika sedang bosan, marah atau ngantuk
6. Menulis setiap ayat yang mutasyabih

Selama Menghafal.. semoga kita menjadi Ahlul Qur'an.. Amiin :-)

-Berbagai Sumber-

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 Remaja Islam Khaffah.